Jangan Salah Memilih HERO!
Hero...? Seorang
yang bisa dibilang punya kelebihan, kekuatan, dan jadi inspirasi bagi kehidupan
seseorang. Supermen, ultramen, power rangers, spidermen, saras 008, doraemon,
kita g’asingkan dengan nama tersebut, jelas itukan para tokoh film superhero
yang sering kita liat pada masa anak-anak. Hero yang dijadikan Idolanya
biasanya tak jauh-jauh dari itu. Nah, beranjak remaja tentu beda lagi siapa
idolanya. Kebanyakan remaja biasanya kesengsem dengan para artis, penyanyi,
pemain sepak bola. Hayoo ngaku!! Apalagi jaman sekarang nich Korean Wave
lagi gencar-gencarnya melanda negeri dengan penduduk mayoritas muslimtermasuk
negeri kita. Kebanyakan para remaja pun terlena. Terpukau dengan gaya dan
dandanan orang-orang ala Korea itu. Ciyuuss!
Pastinya, mereka
akan mengikuti semua gaya artis yang diidolakan, mulai dari cara berpakaian,
gaya rambut, cara ngomong, pola pikirnya, sampek perilaku mereka. Pokoknya apa
yang dilakuin ama sang idola pasti ditiru dech, biar dibilang fans sejati gitu.
Padahal nih apa yang sang idola lakukan itu belum tentu hal-hal yang baik n pantas
untuk ditiru. Misal, ngefansnya ama girlband, udah jelaskan dari pakaiannya aja
mini, sexi, pokoknya serba buka-bukaan menampakan bagian tubuh yang semestinya
tidak diperlihatkan di depan umum. Aurat yang semestinya ditutupi dengan baik. Ditambah
lagi lyric lagunya tentang pengekspresian cinta yang bebas. Lantas yang kayak
gitu pantaskah kita tiru? Tentu tidak.
So, penting nih bagi kita agar bisa meneladani sang hero
atau idola, maka hero yang kita pilih adalah yang benar dan bagus. Yang
tentunya lebih baik dari kita. Bisa dipercaya, bisa dijadikan rujukan dalam
kebaikan. Terlebih, seorang hero tuh harus mampu memberi inspirasi yang baik
buat kita. Hmm.. jika tipe hero yang diinginkan seperti itu, tentu bukan yang ecek-ecek
dong ya. Harus yang berkelas. Berarti tuh hero kudu menjadi inspirator ulung
bagi setiap calon pengikutnya. Inspirator dalam melakukan kebenaran dan
kebaikan tentunya. Kebenaran Islam dan kebaikan Islam, gitu lho.
Nah sobat Ar,
lantas siapa yang layak disebut pahlawan? Pahlawan itu seseorang yang telah
berjuang mengorbankan waktu, jiwa dan raganya demi kebaikan orang banyak. “Pahlawan Islam” berarti seorang muslim yang
berjuang mengorbankan waktu, jiwa dan raganya demi kebaikan (kemuliaan) Islam
dan umatnya. Percaya kalian adalah pelopor perubahan, mari kita lihat para
tokoh muslim. Mus’ab Bin Umair, pemuda tangguh pendakwah sejati, duta
pertama dalam Islam, penyambung ‘lidah’ orang di Madina. Lihatlah Muhammad
Al Fatih, pemuda dengan ketangguhannya dan kecerdasannya membuat strategi
menaklukkan Konstantinopel.
Rasulullah,
Pahlawan sejati!
Tahukah kalian
siapa pahlawan yang paling agung yang pernah ada berkat kesempurnaannya
mengamalkan ajaran Islam ini? Dialah Rasulullah Muhammad saw.
Keteladanannya bahkan tidaklah untuk manusia semata, melainkan juga untuk
seluruh alam. Beliau menginspirasi banyak manusia. Islam yang dibawanya mampu
menjadi sumber keberanian dan motivasi dalam hidup, maka banyak dari pengikut
Muhammad saw. yang tadinya manusia biasa menjadi luar biasa. Mereka menjadi
hero di antara para hero dan tentunya layak dan pantas kita jadikan hero dalam
kehidupan kita dengan cara meneladaninya. Yup, ‘mencontek’ gaya hidupnya dan
prinsip hidupnya yang memang keren itu.
Allah Swt. menegaskan dengan sangat jelas dalam firmanNya
(yang artinya): “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS
al-Ahzab [33]: 21)
Jadi, udah
jelaskan yang perlu kita kagumi bukanlah
BoyBand, GirlBand, artis, ato pemain sepak bola, tapi Kagumilah Rasulullah
dan para sahabatnya yg telah mencetak generari Emas di masanya. Inilah sosok hero
yang sebenarnya, bahkan boleh dibilang superhero sejati. Sebagai muslim sejati
mari kita teladani apa-apa yang dicontohkan Rosulullah.
~EDISI 11/ NOVEMBER 2012~
Ubah PIKIRANMU, Tentukan JALAN HIDUP-mu!
Adanya perubahan dan pergantian dalam
hidup itu suatu kepastian. Bahkan diantara kita kalau ditanya dengan pertanyaan
yang kesannya klasik “Apa yang tidak berubah di dunia ini?” Jawabnya adalah
perubahan itu sendiri. Ngomong soal perubahan nich sobat, kita saksikan banyak
hal di sekitar kita yang berubah termasuk diri kita sendiri. Kini masa pun telah berganti. Menurut penanggalan
hijriah, tahun 1433 H telah tergantikan dengan tahun 1434 H sejak tanggal 1
Muharram 1434 H. Apa yang istimewa dari pergantian tahun tersebut? Ada satu
peristiwa besar yang telah terukir dalam sejarah kehidupan manusia. Peristiwa
tersebut menjadi titik permulaan berbagai perubahan luar biasa bagi ummat Islam
yang pengaruhnya dapat dirasakan hingga saat ini. What is that? Peristiwa HIJRAH
Rasulullah dan para sahabat dari Makkah ke Madinah.
Sobat muda muslim, peristiwa hijrah
adalah bukti ketundukan seorang hamba atas perintah Allah. Disana tumbuh true sincerity and sacrifice. Betapa
tidak, coba bayangkan saudaraku, jarak Makkah ke Madinah sekitar 480 km (sebagai
pembanding, jarak Surabaya –Jember sekitar 200 m) mereka tempuh dengan kuda dan
unta atau mayoritas dengan berjalan kaki di atas padang pasir yang gersang, di
bawah terik matahari yang menyengat. Perbekalan mereka yang terbatas tentunya
tidak mencukupi untuk menahan lapar dan dahaga yang melanda. Belum lagi selama
di perjalanan, orang-orang kafir Quraisy tidak membiarkan kaum muslimin hijrah
begitu saja, tapi dilakukan pengejaran dan siapapun yang tertangkap tidak safe dari kekejaman mereka. Apa yang
ditinggalkan oleh kaum musliminpun dimusnahkan dan keluarganya yang
ditinggalkan disiksa.
Dari sini sobat A’er, pernahkah
terpikirkan oleh kita, apa yang menjadikan mereka mampu melakukan hijrah dari
Makkah ke Madinah dengan berbagai resiko yang harus mereka tanggung?
Certainly,
banyak hal yang melingkupi amal perbuatan manusia. Salah satunya yang berperan
besar adalah pemikiran. Meski ada amal
yang terjadi secara reflek, namun banyak amal lainnya yang dilakukan karena
dilandasi pemikiran. Pemikiran tersebut akan membentuk suatu pemahaman yang
mendorong terbentuknyya amal. Sebagaimana pada peristiwa hijrah, kaum muslimin
sanggup untuk berhijrah karena adanya pemikiran ideologis yang berasal dari
pemikiran Islam. Pemikiran ini membentuk keyakinan akan kebenaran dari sisi
Allah sehingga lahirlah wonderful power
untuk melakukan segala amal yang diridhai Allah, hingga dapat melunturkan
pemikiran2 yang sifatnya insaniah atau keduniawian semata. Mereka sadar betul
bahwa pilihan hijrah itu lebih baik untuk mereka, untuk menjaga aqidahnya, dan untuk
lebih sempurna dalam menjalankan perintah2 Allah. Meski harus berkorban banyak
hal, namun apa yang dijanjikan Allah berupa kemuliaan di sisi-Nya lebih menggugah
mereka untuk beramal di jalan-Nya.
Sungguh peristiwa hijrah dapat menjadi
REFLEKSI dan INSPIRASI untuk PERUBAHAN pada kondisi kita saat ini. Sebagaimana
hijrah yang secara bahasa adalah pindah, dan secara maknawi berarti perubahan
dari ALL CONDITION yang tidak sesuai
dengan Islam menuju kondisi yang sesuai dengan Islam. Maka perubahan terhadap
diri kita butuh dilakukan. Perubahan ini perlu diawali dari bagaimana kita
berfikir. Dalam hal ini, kita harus memiliki pemikiran yang benar agar amalnya pun
benar. Pemikiran yang benar berupa pemikiran ideologis yang bersumber pada
kebenaran dari sisi Allah dapat kita peroleh dengan terus mengkaji tsaqofah
Islam dan mengaitkannnya dengan setiap tindakan kita atau fakta yang kita
hadapi.
Ketika pemikiran yang benar telah
terbentuk pada diri kita, insya’Allah kita tidak akan salah langkah dalam
mengambil setiap keputusan ataupun pilihan dalam hidup. Sebagai seorang mukmin
kita akan berfikir agar bagaimana keridha’an Allah dapat diraih, meski harus
ditempuh dengan jalan yang tidak mudah serta pengorbanan yang menuntut
kesabaran. Dari sini, kita pun akan sanggup melakukan PERUBAHAN YANG BERARTI
dalam hidup kita, perubahan dari maksiat menuju taat kepada Allah. Insya’Allah Nothing is impossible jika Allah yang dijadikan alasan atas setiap
perubahan yang dilakukan.“Sesungguhnya
amalan itu tergantung dari niat. Dan setiap orang tergantung dari apa yang
diniatkannya. Barangsiapa yang niat hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka
niat hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang niat hijrahnya
karena dunia yang ingin dia dapatkan atau karena wanita yang dia ingin nikahi
maka niat hijrahnya kepada apa yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu’alam bishawab.
~EDISI 11/ NOVEMBER 2012~
ORANG ROHINGYA
Rohingya
adalah orang muslim yang tinggal di negara bagian Rakhine (Arakan) di barat
Myanmar (Burma). Pada tahun 2012, 800.000 orang Rohingya tinggal di Myanmar.
Menurut PBB , mereka adalah salah satu minoritas yang paling teraniaya di
dunia. Banyak orang Rohingya yang telah melarikan diri ke ‘ghetto’ dan
kamp-kamp pengungsi di negara tetangga Bangladesh , dan ke daerah-daerah di
sepanjang perbatasan Thailand Myanmar.
Orang
Rohingya mempraktekkan Islam Sunni dengan unsur-unsur ibadah Sufi. Karena
pemerintah membatasi kesempatan pendidikan bagi mereka, studi Islam fundamental
menjadi satu-satunya pilihan pendidikan bagi kebanyakan dari mereka. Masjid dan
sekolah-sekolah agama hadir di kebanyakan desa. Secara tradisional, laki-laki
beribadah secara berjamaah dan wanita beribadah di rumah.
Orang-orang
Rohingya telah digambarkan sebagai "orang-orang yang paling dicari di
dunia” dan "salah satu dari minoritas dunia yang paling teraniaya."
Mereka telah dilucuti kewarganegaraan mereka sejak undang-undang
kewarganegaraan 1982 . Mereka tidak diizinkan untuk melakukan perjalanan tanpa
izin resmi, dilarang memiliki tanah dan diminta untuk menandatangani komitmen
untuk memiliki tidak lebih dari dua anak.
Permukiman
Muslim telah ada di Arakan sejak kedatangan orang Arab ada di abad ke-8 Masehi.
Keturunan langsung dari pemukim Arab yang diyakini tinggal di pusat Arakan
dekat Mrauk-U dan Kyauktaw kota-kota, daripada Mayu wilayah perbatasan (dekat
Chittagong Divisi Bangladesh), di mana mayoritas Muslim Rohingya akan diisi.
Kerusuhan Rakhine tahun 2012
Kerusuhan
Rakhine tahun 2012 adalah serangkaian konflik yang sedang berlangsung antara
Rohingya Muslim dan etnis Rakhine di utara Rakhine Negara , Myanmar . Kerusuhan
terjadi setelah minggu perselisihan sektarian dan telah dikutuk oleh kebanyakan
orang di kedua sisi konflik. Penyebab langsung dari kerusuhan tidak jelas,
dengan banyak komentator mengutip pembunuhan sepuluh Muslim Burma oleh etnis
Rakhine setelah pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita Rakhine sebagai
penyebab utama. Desa Whole telah "hancur". Lebih dari tiga ratus
rumah dan sejumlah bangunan umum telah diratakan. Menurut Tun Khin, Presiden Burma
Rohingya Organisasi Inggris (BROUK), pada 28 Juni, 650 orang Rohingya telah
tewas, 1.200 hilang, dan lebih dari 80.000 telah mengungsi. Menurut pihak
berwenang Myanmar, kekerasan, antara umat Buddha Rakhine etnis Rohingya dan
Muslim, meninggalkan 78 orang tewas, 87 luka-luka, dan ribuan rumah hancur. Hal
ini juga menyebabkan lebih dari 52.000 orang.
Pemerintah
menanggapi dengan memberlakukan jam malam dan dengan mengerahkan pasukan di
daerah. Pada tanggal 10 Juni, keadaan darurat dinyatakan di Rakhine, yang
memungkinkan militer untuk berpartisipasi dalam administrasi daerah. Tentara
Birma dan polisi telah dituduh menargetkan Rohingya Muslim melalui penangkapan
massal dan kekerasan sewenang-wenang. Sejumlah organisasi biarawan yang
memainkan peran penting dalam perjuangan untuk demokrasi Burma telah mengambil
langkah-langkah untuk memblokir bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Rohingya.
Pada bulan Juli 2012, Pemerintah Myanmar tidak termasuk kelompok minoritas
Rohingya – yang diklasifikasikan sebagai ‘stateless’
Muslim Bengali dari Bangladesh sejak 1982-dalam daftar pemerintah lebih dari
130 ras etnis dan karena itu pemerintah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki
klaim kewarganegaraan ke Myanmar. (Diambil dari berbagai sumber)
~EDISI 11/NOVEMBER 2012~
THE ROHINGYA PEOPLE
The
Rohingya are a Muslim people who live in the state of Rakhine (Arakan) in
western Myanmar (Burma). As of 2012, 800,000 Rohingya live in Myanmar.
According to the UN, they are one of the most persecuted minorities in the
world. Many Rohingya have fled to ghettos and refugee camps in neighboring
Bangladesh, and to areas along the Thai-Myanmar border.
The
Rohingya people practice Sunni Islam with elements of Sufi worship. Because the
government restricts educational opportunities for them, many pursue
fundamental Islamic studies as their only educational option. Mosques and
religious schools are present in most villages. Traditionally, men pray in
congregations and women pray at home.
The
Rohingya people have been described as “among the world’s least wanted and “one
of the worlds’s most persecuted minorities. They have been stripped of their
citizenship since a 1982 citizenship law. They are not allowed to travel
without official permission, are banned from owning land and are required to
sign a commitment to have not more than two children.
Muslim
settlements have existed in Arakan since the arrival of Arabs there in the 8th
century CE. The direct descendants of Arab settlers are believed to live in
central Arakan near Mrauk-U and Kyauktaw townships, rather than the Mayu
frontier area (near Chittagong Division, Bangladesh), where the majority of
Rohingya are populated.
2012 Rakhine State riots
The
2012 Rakhine State riots are a series of ongoing conflicts between Rohingya
Muslims and ethnic Rakhine in northern Rakhine State, Myanmar. The riots came
after weeks of sectarian disputes and have been condemned by most people on
both sides of the conflict. The immediate cause of the riots is unclear, with
many commentators citing the killing of ten Burmese Muslims by ethnic Rakhine
after the rape and murder of a Rakhine woman as the main cause. Whole villages
have been "decimated". Over three hundred houses and a number of
public buildings have been razed. According to Tun Khin, the President of the
Burmese Rohingya Organization UK (BROUK), as of 28 June, 650 Rohingyas have
been killed, 1,200 are missing, and more than 80,000 have been displaced
According to the Myanmar authorities, the violence, between ethnic Rakhine
Buddhists and Rohingya Muslims, left 78 people dead, 87 injured, and thousands
of homes destroyed. It also displaced more than 52,000 people.
The
government has responded by imposing curfews and by deploying troops in the
regions. On June 10, state of emergency was declared in Rakhine, allowing
military to participate in administration of the region. The Burmese army and
police have been accused of targeting Rohingya Muslims through mass arrests and
arbitrary violence. A number of any humanitarian assistance to the Rohingya
community. In July 2012, the Myanmar Government did not include the Rohingya
minority group–-classified as stateless Bengali Muslims from Bangladesh since
1982—on the government's list of more than 130 ethnic races and therefore the
government says that they have no claim to Myanmar citizenship. (Taken from
many sources)
~EDISI 11/ NOVEMBER 2012~
0 comments: