HAPPILY EVER AFTER… (Hidup Bahagia dengan Mendapat Ridha Allah)
Kebahagiaan n kebahagian, semuanya pada ingin tuh tuk hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat, betul ‘gak? kebahagiaan tu ada yang bersifat sementara & ada yang bersifat kekal, pertanyannya sobat Aer mau kebahagiaan yang seperti apa nih?
Ingat sobat, hal-hal keduniawian yang selama ini kita pandang sebagai sesuatu yang mampu membahagiakan, kebahagiaannya bersifat sementara. Happy ever after, kebahagiaan yang abadi bisa dirasakan kelak ketika di akhirat, di surganya Allah. Nah, mau tau nggak tips untuk bisa hidup bahagia di dunia akhitat? Yang jelas tuk mendapatkan kebahagiaan baik di dunia dan akhirat kelak kita harus mengikuti petunjuk seperti yang ada pada Al Qur’an dan As sunah “Maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan sengsara. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 123-124)
Kita tidak akan sesat dan sengsara ketika benar2 ngikutin petunjuk dari Allah dan rasul-Nya, seperti halnya sobat aer ketika ada di perjalanan mau menuju ke suatu tempat dengan melihat peta maka kita akan sampai pada tempat yang kita inginkan.,begitulah kehidupan di dunia ni sobat, jika kita selalu melihat petunjuk dari Allah dan rasul-Nya maka kita tidak akan sesat dan sengsara.
Kebahagiaan yang sifatnya materi atau keduniaan seperti hartanya melimpah, keturunan konglomerat, jabatannya tinggi, pekerjaannya enak, kendaraannya nyaman, rumahnya mewah, cantik, tampan, wow kok sepertinya perfect banget ya? Semuanya hanyalah bersifat sementara. Nanti kalo dah meninggal gak akan di bawa. Yang jadi pertanyaan, buat apa itu semua jika dia gak hidup sesuai Al Qur’an dan sunah. Dan belum tentu juga jika orang yang di dunia ni kelihatan sengsara dan sangat sengsara maka dia dikatakan hidupnya akan sengsara terus, bahkan dia bisa hidup lebih bahagia kelak di akhirat jika dia mau mencari keridha’an Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Bagaimana bisa? Ini karena dalam Islam kebahagiaan itu dilihat dari bagaimana seseorang mendapatkan keridha’an Allah dari setiap aktivitas yang dijalani, bukan kebahagiaan yang diukur dar materi atau kenikmatan jasmani.
Rasulullah bersabda “Pada hari kiamat akan didatangkan orang yang paling banyak kenikmatan di dunia di antara penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka satu celupan, lalu ditanya: “Apakah engkau pernah melihat kebaikan dan merasakan kenikmatan?” Iapun menjawab: “Demi Allah tidak, wahai Rabbku.”
Dan akan didatangkan orang yang paling sengsara di dunia di antara penduduk surga. lalu ia dicelupkan di surga satu celupan, lalu ditanya: “Apakah engkau pernah melihat kesengsaraan dan merasakan kesusahan?” Iapun menjawab: “Demi Allah tidak wahai Rabbku, aku tidak pernah mengalami kesengsaraan dan tidak pernah melihat kesusahan sama sekali.”(HR. Muslim)
Disini bisa kita bisa belajar bahwa orang yang dulunya banyak mendapatkan kenikmatan di dunia jika dia dah di neraka maka dia sudah gak akan merasakan kenikmatan sekali, jadi kenikmatan yang ada di dunia ni tentunya tidak kekal, sedangkan kalo kita lihat dulunya orang tersebut sangat sengsara tp kl dia selalu mencari keridha’an Allah sehingga dia masuk surga maka dia akan merasakan nikmat yang kekal, dia tidak merasakan kesengsaraan sama sekali. Makanya rugi deh kalo kite2 nih selalu menuruti hawa napsu dan gak mau mengikuti petunjuk dari Allah dan rasul-Nya. So by that, La Tahzan- jangan bersedih hati dan mengeluh tuk selalu mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Yuuk bersama-sama saling mengingatkan dan berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mencari keridhaan Allah. Wallahu’alam bishshawab
AER EDISI JANUARI 2013
0 comments: