SALMAN AL FARISI, The Truth Seeker
Siapakah dia, sosok yang akan mengajarkan kepada kita tuk tetap gigih mengejar apa yang semestinya diperjuangkan? Dialah Salman al-Farisi ra, sang pencari kebenaran. Tahukah sobat, Salman ra. pada awal hidupnya adalah seorang bangsawan dari Persia yang menganut agama Majusi. Namun dia tidak merasa nyaman dengan agamanya. Pergolakkan batin itulah yang mendorongnya untuk mencari agama yang dapat menentramkan hatinya. Salman dilahirkan dengan nama Persia, Rouzbeh, di kota Kazerun, Fars, Iran. Ayahnya adalah seorang Dihqan (kepala) desa. Dia adalah orang terkaya di sana dan memiliki rumah terbesar. Ketika Salman melewati sebuah gereja, dia merasa tertarik dengan cara sembahyang orang nasrani tersebut dan merasa agama itu lebih baik dibandingkan agamanya. Ayahnya sangat marah mendengar hal itu dan merasa khawatir apabila anak kesayangannya berpindah agama, sehingga Salman dikurung di dalam kamarnya. Namun Salman berhasil kabur dan pergi menuju Suriah.
Then, apa yang terjadi dengan Salman? Ketika tiba di Suriah, dia meminta dikenalkan dengan seorang pendeta di gereja. Dia berkata: "Saya ingin menjadi seorang Nasrani dan memberikan diri saya untuk melayani, belajar dari anda, dan salat dengan anda." Sang pendeta menyetujui dan Salman pun masuk ke dalam gereja. Namun tak lama kemudian, Salman menemukan kenyataan bahwa sang pendeta adalah seorang yang korup. Dia memerintahkan para jemaah untuk bersedekah, namun ternyata hasil sedekah itu ditimbunnya untuk memperkaya diri sendiri.Setelah pendeta itu wafat, Salman pun pergi untuk mencari orang saleh lainnya, di Mosul, Nisibis, dan tempat lainnya. Pendeta yang terakhir berkata kepadanya bahwa telah datang seorang nabi di tanah Arab, yang memiliki kejujuran, yang tidak memakan sedekah untuk dirinya sendiri. Salman pun pergi ke Arab mengikuti para pedagang dari Bani Kalb.
Akhirnya Salman dapat sampai ke Yatsrib (Madinah) dan bertemu dengan rombongan yang baru hijrah dari Makkah. Salman selanjutnya mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah SAW. Subhanallah Sobat, betapa senangnya Salman mengetahui hal tersebut. Bagaimana tidak happy ketika dia akhirnya menemukan sang pembawa kebenaran yang dicari-cari selama ini dan mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah SAW.
Ada yang istimewa pada diri Salman, kisah kepahlawanannya yang terkenal adalah karena idenya membuat parit dalam upaya melindungi kota Madinah dalam Perang Khandaq. Ketika itu Madinah akan diserang pasukan Quraisy yang mendapat dukungan dari suku-suku Arab lainnya yang berjumlah 10.000 personel. Pemimpin tim itu adalah Abu Sufyan. Ancaman juga datang dari dalam Madinah, di mana kaum Yahudi dari Bani Quradhzah akan mengacau dari dalam kota. Rasulullah SAW pun meminta masukan dari sahabat-sahabatnya bagaimana strategi menghadapi mereka. Setelah bermusyawarah akhirnya saran Salman Al Farisi atau yang biasa dipanggil Abu Abdillah diterima. Strategi Salman memang belum pernah dikenal oleh bangsa Arab pada waktu itu. Namun pada ketajaman pertimbangan Rasulullah SAW, saran tersebut diterima. Atas saran Salman itulah perang dengan jumlah pasukan yang tak seimbang dimenangkan kaum Muslimin. Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, Salman dikirim untuk menjadi gubernur di daerah kelahirannya, hingga dia wafat.
Nah, Sobat, kita harus meneladani sifat Salman Al Farisi yang sangat gigih dalam mencari kebenaran dalam iman dan Islam. Karena kualitas keimanan yang terbaik adalah ketika kita memegang teguh agama Islam bukan karena keturunan dari orang tua maupun paksaan dari pihak-pihak manapun, melainkan dari kesadaran pikiran kita yang menyadari bahwa Islam merupakan agama yang dapat memuaskan hati maupun akal kita dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu saudaraku, mulai dari sekarang coba luruskan dan tata kembali niat kita bahwa kita memegang teguh agama Islam memang hanya karena Allah, bukan karena hal lain. Wallahu’alam bishowab.
0 comments: