TOP NEWS

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. " (QS. An Nahl : 125)

January 27, 2013

MAU DIBAWA KEMANA HIDUP KITA...?

Tahun baru bikin acara apa? Kemana aja? Dengan siapa? Bla-bla-bla beruntun pertanyaan seputar gimana ngabisin tahun baru mungkin sempat menghampiri sobat muslim ketika ketemu temen2. Atau pertanyaan2 ini mungkin juga dilayangkan jauh2 sebelum  1 Januari tiba hingga muncul seambrek rencana memenuhi pikiran kaum muslimin terutama kawula muda.

Sobat muda muslim, perayaan tahun baru ternyata sekarang telah menjadi hal yang sangat penting bagi semua orang termasuk kaum muslimin, seolah-olah tahun baru masehi adalah hal wajib yang harus dirayakan. kalau kita lihat di awal tahun baru masehi 2013 ini, sebagaimana ketika pergantian tahun, kayaknya kok ndak afdhal kalau nggak ada persiapan untuk tahun baruan, ntah persiapan seperti spanduk, baliho atau poster yang menghiasi jalanan. Hadir pula pedagang terompet yang berjajar di sepanjang jalan. Tak ketinggalan, televisi yang merubah programnya  dengan berbagai acara tahun baru. Pokoknya nich dimana-mana, masyarakat sibuk mempersiapkan acara tahun baru. Mereka memfokuskan pikiran, waktu, tenaga bahkan uang yang tak sedikit jumlahnya untuk  ini. Benarkah seperti itu sobat Aer…? ok! agar kita tidak salah kaprah n jadi latah ada baiknya kalau kita tahu sejarah perayaan tahun baru. Let’s check it out!

Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahukah sobat kalo Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi)? Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Tidak itu aja… ternyata kaum pagan Persia yang agamanya Majusi (penyembah api), menjadikan tanggal 1 Januari sebagai hari raya mereka yang dikenal dengan hari Nairuz atau Nurus. Penyebab mereka menjadikan hari tersebut sebagai hari raya adalah, ketika Raja mereka, ‘Tumarat’ wafat, ia digantikan oleh seorang yang bernama ‘Jamsyad’, yang ketika dia naik tahta ia merubah namanya menjadi ‘Nairuz’ pada awal tahun. ‘Nairuz’ sendiri berarti tahun baru. Kaum Majūsî juga meyakini, bahwa pada tahun baru itulah, Tuhan menciptakan cahaya sehingga memiliki kedudukan tinggi. Kisah perayaan mereka ini direkam dan diceritakan oleh al-Imam an-Nawawi dalam buku Nihayatul ‘Arob dan al-Muqrizî dalam al-Khuthoth wats Tsar. Di dalam perayaan itu, kaum Majusi menyalakan api dan mengagungkannya karena mereka adalah penyembah api.

Nah sobat Aer, dari kisah di atas kita tahu kalo perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir. Sekarang coba sobat muslim bandingkan model perayaan tahun baru sekarang dengan apa yang dilakukan orang –orang kafir dahulu. Banyak persamaannya kan? Kalau nggak percaya ayo kita telusuri lagi! Menyalakan Kembang Api! Yap itulah hal wajib dan selalu kita temui dalam acara acara tahun baru (bukankan dalam sejarahnya orang majusi juga menyalakan api dalam tahun baru? Mereka menyalakan api ditengah malam tepat pukul 12.00 sambil meniup terompet. Sebelumnya mereka mengadakan berbagai konser musik besar-besaran dilanjutkan dengan berbagai pesta sampai paginya. Kalau sudah seperti itu pasti minumn keras, barcampurnya pria dan wanita serta zina pasti merajalela (ngeri kan?) naudzubillah…dimanakah Allah pada saat itu? Waktu malam yang sangat baik untuk memperbanyak sholat dan tilawah menjadi di luar jangkauan hanya kemaksiatan dan kemaksiatan. Lalu bagaimana kita harus bersikap?

Sobat Aer, pergantian waktu (detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun adalah sebuah sunnatullah (hukum alam) dari kejadian ini Allah ingin menunjukkan kuasa-Nya bagi manusia agar mereka bertambah imannya. Dalam QS. Ali imran:190 disebutkan “dan dalam pergantian siang dan malam silih bergantinya waktu terdapat tanda tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir” jadi perayaan tahun baru tidak perlu kan?

Mungkin sobat Aer bertanya-tanya, kalau emang bukan dari Islam kenapa sekarang semua jadi ikut-ikutan merayakan? Sebenarnya inilah salah satu masalah besar yang dihadapi kaum muslimin saat ini. Gencarnya ghazwul fikr  (perang pemikiran) dan Ghazwul tsaqofi (perang kebudayaan) dari orang orang kafir ternyata telah menunjukkan keberhasilannya. Yang perlu sobat muslim ketahui dan sadar,  keberhasilan ini dikarenakan  semakin jauhnya umat Islam dari aqidahnya. Jika kita berlarut-larut membiarkan keadaan ini dalam diri kita maka dapat dipastikan lagi kita adalah bagian dari mereka. Sobat Aer pasti dah tahu kan hadist ini “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Imam Ahmad).

Oleh karena itu saudaraku, kita harus membentengi diri kita dan kaum muslimin lainnya dengan cara selalu mengkaji ilmu Islam dan mengamalkannya, bergaul dengan orang-orang sholeh dan senantiasa istiqomah di jalan yang telah Allah dan Rasul-Nya tetapkan. Inilah jalan hidup yang semestinya kita ikuti, mengikuti teladan sejati kita Rasulullah SAW, bukan jalan hidup yang tak tentu arah.  So… sebagai pemuda muslim, kudu pandai2 bersikap ya, nggak jadi pembebek, atau beramal tanpa dasar. Cuz setiap amal akan dimintai pertanggungjawabannya ama Allah SWT. Yuk semakin semangat mengkaji Islam n beramal shaleh agar makin mantap menapaki hidup di jalan yang diridhai Allah. Siap kan sobat Aer semua…? Insya’Allah… Wallahu’alam bishshawab 

~A'ER EDISI JANUARI 2013

0 comments:

Powered by Blogger.