TOP NEWS

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. " (QS. An Nahl : 125)

January 27, 2013

MENGGALI BAKAT SESUAI SYARIAT

Diasuh oleh Ustadz Fitroni Hariadi, SE

Assalamu’alaikum wr. wb.
Ustadz, mohon penjelasannya gimana caranya qt menggali bakat qt agar tidak melanggar aturan Islam. Misalnya seorang wanita diberi bakat menyanyi oleh Allah, sedangkan bagi wanita suara itu termasuk aurat, apakah qt harus mengubur dalam2 kemampuan qt itu atau gimana?
Terima kasih.
From: Dinda
(Mahasiswa Angk ’12-Program Studi Sistem Informasi -UNEJ)

Wa’alaikum salam wr. wb.
Segala puji Bagi Allah SWT., sholawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah SAW.
Ukhti Dinda yang dirahmati Allah. Amal perbuatan seorang muslim haruslah terikat dengan hukum-hukum syara’, yaitu seruan pembuat hukum (Allah SWT) atas perbuatan seorang hamba. Hukum syara’lah yang menentukan apakah amal perbuatan tersebut boleh dilakukann atau tidak boleh dilakukan. Termasuk dalam hal menyalurkan bakat kita di bidang seni vokal atau yang lainnya, maka sudah menjadi keharusan bagi kita menstandarkannya pada hukum syara’.

Pandangan islam berkaitan dengan seni vokal (menyanyi) dan alat musik terdapat perbedaan pendapat di kalangan mujtahid, ada sebagian yang mengharamkannya ada juga yang membolehkannya. Diantara ulama’ yang mengharamkannya adalah Ibnu aljauzi, Imam Qurthubi, Imam As-Syaukani. Mereka mendasarkan pendapatnya pada dalil Al-Qur’an dan Al Hadis. Namun, dalil-dalil yang digunakan kelompok yang mengharamkan nyanyian dan alat musik telah mendapat bantahan dari banyak ulama’.

Sedangkan ulama’ yang memperbolehkan menyanyi dan alat musik diantaranya adalah Imam Malik, Imam Ja’far, Imam Ghazali, Imam Abu Daud Adz-Dzahiri. Mereka mendasarkan pendapatnya pada dalil, diantaranya :

Dari Aisyah ra. katanya: pada suatu hari Rasulullah masuk ke tempatku. Ketika itu disampingku ada dua gadis perempuan budak yang sedang mendendangkan nyanyian. Kulihat Rasulullah berbaring tapi dengan memalingkan muka. Pada saat itu Abu Bakar masuk dan ia marah kepadaku. Katanya “di rumah nabi ada seruling setan?, mendengar seruan itu nabi lalu menghadapkan mukanya kepada Abu Bakar seraya berkata ;”biarkanlah keduanya, hai Abu Bakar.”

Dalam hadis riwayat Aisyah ra. Rasulullah SAW pernah bersabda “Hai Aisyah, tidak adakah padamu hiburan (nyanyian) karena sesungguhnya orang—orang anshar senang dengan hiburan (nyanyian)

Walaupun nyanyian diperbolehkan baik bagi laki-laki maupun wanita, tetapi tidak bisa kita samaratakan semua nyanyian hukumnya mubah (boleh). Nyanyian yang disertai dengan perbuatan haram dan munkar semisal minum khamr, menampilkan aurat wanita, atau nyanyiannya berisi syair yang bertentangan dengan aqidah Islam semisal nyanyian lagu kerohanian agama selain Islam, lagu asmara, lagu rintihan cinta yang membangkitkan birahi, kotor dan porno baik dinyanyikan oleh laki-laki atau wanita adalah termasuk bentuk nyanyian yang diharamkan.

Berkaitan dengan suara wanita, maka jumhur ulama’ sepakat bahwa suara wanita bukanlah aurat (sesuatu yang harus ditutupi) karena Rasulullah pernah mengizinkan dua wanita budak bernyanyi di rumahnya, beliau juga pernah mendengar nyanyian seorang wanita yang bernadzar untuk memukul rebana dan bernyanyi dihadapan Rasulullah, di dalam banyak kesempatan Rasulullah juga sering berdialog dengan wanita.

Jadi, menyalurkan bakat seni vokal hukumnya mubah asalkan terpenuhi ketentuan-ketentuan syara’ lainnya. yang menjadi catatan penting bagi kita dalam menyalurkan bakat adalah: Apakah aktifitas kita menjadikan kita melalaikan kewajiban syari’at Islam semisal  sholat, dakwah, menuntut ilmu agama dll? ; Apakah aktifitas kita menjadikan kita berbaur laki-laki dan wanita? ; Apakah aktifitas kita menjadikan kita membuka aurat dihadapan yang bukan mahram?. Intinya apakah aktifitas kita melanggar hukum-hukum syara’ atau tidak, inilah pentingnya bagi seorang muslim mengetahui hukum-hukum syara’ sebelum dia beramal.

Untuk itu, kita harus pikirkan/evaluasi kembali penyaluran bakat yang kita ikuti. Jika penyaluran bakat tersebut justru menjadikan kita bermaksiat kepada Allah maka harus segera kita jauhi. Jadikanlah bakat kita itu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan memiliki manfaat bagi dakwah Islam.

Wallahu a’lamu bish-showabi 

~AER EDISI JANUARI 2013~

0 comments:

AL KINDI, LEBIH DARI SEKEDAR “EINSTEIN” SANG PENEMU TEORI RELATIVITAS

Sobat muslim, do you know, teori relativitas yang merupakan revolusi dari ilmu Math & Fisika sejatinya telah 1.100 thn sebelum Albert Einstein mencetuskan teori relativitas, ada ilmuwan Muslim di abad ke-9 M yg telah meletakkan dasar2 teori relativitas, eh? Who is he? Dialah saintis & filosof legendaris bernama Yusuf Ibnu Ishaq Al-Kindi. Sayangnya sobat, sangat sedikit umat Islam yang mengetahuinya. 

Nah sobat Aer, menurut Al-Kindi, fisik bumi dan seluruh fenomena fisik adalah relatif. Relativitas, kata dia, adalah esensi dari hukum eksistensi. “Waktu, ruang, gerakan, dan benda, semuanya relatif dan tak absolut,” cetus Al-Kindi. Namun, ilmuwan Barat, seperti Galileo, Descartes, dan Newton, menganggap semua fenomena itu sebagai sesuatu yang absolut. Walah… hanya Einstein yang sepaham dengan Al-Kindi. “Waktu hanya eksis dengan gerakan; benda dengan gerakan; gerakan dengan benda,” papar Al-Kindi. Selanjutnya, Al-Kindi berkata gini, “Jika ada gerakan, di sana perlu benda; jika ada sebuah benda, di sana perlu gerakan.”  Pernyataan Al- Kindi ini menegaskan kalo seluruh fenomena fisik relatif satu sama lain. Mereka tak independen dan tak juga absolut. Kerennya nich, gagasan yang dilontarkan Al-Kindi itu sama dengan apa yang diungkapkan Einstein dalam teori relativitas umum. “Sebelum teori relativitas dicetuskan, fisika klasik selalu menganggap bahwa waktu adalah absolut,” papar Einstein dalam La Relativite. 

Masih menurut Al-Kindi sobat Aer, bahwa benda, waktu, gerakan, dan ruang tak hanya relatif terhadap satu sama lain, namun juga ke objek lainnya dan pengamat yang memantau mereka. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Einstein, seperti yang bisa kita kaji dalam buku2 yang mengungkap tentang teori relativitas kan? Yuk menggeledah apa yang tertuang dalam Al-Falsafa al-Ula. Al-Kindi menyatakan, seluruh fenomena fisik, seperti manusia menjadi dirinya, adalah relatif dan terbatas. Meski setiap manusia tak terbatas dalam jumlah dan keberlangsungan, mereka terbatas; waktu, gerakan, benda, dan ruang yang juga terbatas. Einstein lagi2 mengamini pernyataan Al-Kindi yang dilontarkannya pada abad ke-11 M. “Eksistensi dunia ini terbatas meskipun eksistensi tak terbatas,” papar Einstein.

Dengan teori itu, Al-Kindi tak hanya mencoba menjelaskan seluruh fenomena fisik. Namun, juga dia membuktikan eksistensi Tuhan. Karena, itu adalah konsekuensi logis dari teorinya. Al-Kindi mengungkapkan teorinya untuk membuktikan eksistensi Tuhan dan keesaan-Nya. Seperti Firman Allah, “…. Sesungguhnya, sehari di sisi Tuhanmu seperti seribu tahun dari tahuntahun yang kamu hitung.” (QS Al Hajj: 47). Dan juga dalam firman-Nya yang lain, “Yang datang dari Allah, yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS 70: 3-4). Ada lagi,  “Allah bertanya, ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari. Maka, tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’ Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui’.” (QS 23: 122-114). Demikianlah sobat muslim, dengan kemampuan yang dikaruniakan Allah, Al kindi sebagai ilmuan muslim mengkaji fenomena yang ada di alam ini hingga mencetuskan teori yang luar biasa di dunia sains dengan senantiasa mengaitkannya pada kekuasaan Allah dan berpegang pada prinsip2 yang Allah terangkan dalam ayat2-Nya yg mulia, subhanallah… dimana dan siapakah ilmuan2 muslim berikutnya? (dari berbagai sumber)

~AER EDISI JANUARI 2013~

0 comments:

HAPPILY EVER AFTER… (Hidup Bahagia dengan Mendapat Ridha Allah)

Kebahagiaan n kebahagian, semuanya pada ingin tuh tuk hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat, betul  ‘gak? kebahagiaan tu ada yang bersifat sementara & ada yang bersifat kekal, pertanyannya sobat Aer mau kebahagiaan yang seperti apa nih?

Ingat sobat, hal-hal keduniawian yang selama ini kita pandang sebagai sesuatu yang mampu membahagiakan, kebahagiaannya bersifat sementara. Happy ever after, kebahagiaan yang abadi bisa dirasakan kelak ketika di akhirat, di surganya Allah. Nah,  mau tau nggak tips untuk bisa hidup bahagia di dunia akhitat?  Yang jelas tuk mendapatkan kebahagiaan baik di dunia dan akhirat kelak kita harus mengikuti petunjuk seperti yang ada pada Al Qur’an dan As sunah “Maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan sengsara. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 123-124)

Kita tidak akan sesat dan sengsara ketika benar2 ngikutin petunjuk dari Allah dan rasul-Nya, seperti halnya sobat aer ketika ada di perjalanan mau menuju ke suatu tempat dengan melihat peta maka kita akan sampai pada tempat yang kita inginkan.,begitulah kehidupan di dunia ni sobat, jika kita selalu melihat petunjuk dari Allah dan rasul-Nya maka kita tidak akan sesat dan sengsara.

Kebahagiaan yang sifatnya materi atau keduniaan seperti hartanya melimpah, keturunan konglomerat, jabatannya tinggi, pekerjaannya enak, kendaraannya  nyaman, rumahnya mewah, cantik, tampan, wow kok sepertinya perfect banget ya? Semuanya hanyalah bersifat sementara. Nanti kalo dah meninggal gak akan di bawa. Yang jadi pertanyaan, buat apa itu semua jika dia gak hidup sesuai Al Qur’an dan sunah. Dan belum tentu juga jika orang yang di dunia ni kelihatan sengsara dan sangat sengsara maka dia dikatakan hidupnya akan sengsara terus, bahkan dia bisa hidup lebih bahagia kelak di akhirat jika dia mau mencari keridha’an Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Bagaimana bisa? Ini karena dalam Islam kebahagiaan itu dilihat dari bagaimana seseorang mendapatkan keridha’an Allah dari setiap aktivitas yang dijalani, bukan kebahagiaan yang diukur dar materi atau kenikmatan jasmani.

Rasulullah bersabda “Pada hari kiamat akan didatangkan orang yang paling banyak kenikmatan di dunia di antara penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka satu celupan, lalu ditanya: “Apakah engkau pernah melihat kebaikan dan merasakan kenikmatan?” Iapun menjawab: “Demi Allah tidak, wahai Rabbku.”

Dan akan didatangkan orang yang paling sengsara di dunia di antara penduduk surga. lalu ia dicelupkan di surga satu celupan, lalu ditanya: “Apakah engkau pernah melihat kesengsaraan dan merasakan kesusahan?” Iapun menjawab: “Demi Allah tidak wahai Rabbku, aku tidak pernah mengalami kesengsaraan dan tidak pernah melihat kesusahan sama sekali.”(HR. Muslim)

Disini bisa kita bisa belajar bahwa orang yang dulunya banyak mendapatkan kenikmatan di dunia jika dia dah di neraka maka dia sudah gak akan merasakan kenikmatan sekali, jadi kenikmatan yang ada di dunia ni tentunya tidak kekal, sedangkan kalo kita lihat dulunya orang tersebut sangat sengsara tp kl dia selalu mencari keridha’an Allah sehingga dia masuk surga maka dia akan merasakan nikmat yang kekal, dia tidak merasakan kesengsaraan sama sekali. Makanya rugi deh kalo kite2 nih selalu menuruti hawa napsu dan gak mau mengikuti petunjuk dari Allah dan rasul-Nya. So by that, La Tahzan- jangan bersedih hati dan mengeluh tuk selalu mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Yuuk bersama-sama saling mengingatkan dan berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mencari keridhaan Allah. Wallahu’alam bishshawab 


AER EDISI JANUARI 2013

0 comments:

MAU DIBAWA KEMANA HIDUP KITA...?

Tahun baru bikin acara apa? Kemana aja? Dengan siapa? Bla-bla-bla beruntun pertanyaan seputar gimana ngabisin tahun baru mungkin sempat menghampiri sobat muslim ketika ketemu temen2. Atau pertanyaan2 ini mungkin juga dilayangkan jauh2 sebelum  1 Januari tiba hingga muncul seambrek rencana memenuhi pikiran kaum muslimin terutama kawula muda.

Sobat muda muslim, perayaan tahun baru ternyata sekarang telah menjadi hal yang sangat penting bagi semua orang termasuk kaum muslimin, seolah-olah tahun baru masehi adalah hal wajib yang harus dirayakan. kalau kita lihat di awal tahun baru masehi 2013 ini, sebagaimana ketika pergantian tahun, kayaknya kok ndak afdhal kalau nggak ada persiapan untuk tahun baruan, ntah persiapan seperti spanduk, baliho atau poster yang menghiasi jalanan. Hadir pula pedagang terompet yang berjajar di sepanjang jalan. Tak ketinggalan, televisi yang merubah programnya  dengan berbagai acara tahun baru. Pokoknya nich dimana-mana, masyarakat sibuk mempersiapkan acara tahun baru. Mereka memfokuskan pikiran, waktu, tenaga bahkan uang yang tak sedikit jumlahnya untuk  ini. Benarkah seperti itu sobat Aer…? ok! agar kita tidak salah kaprah n jadi latah ada baiknya kalau kita tahu sejarah perayaan tahun baru. Let’s check it out!

Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahukah sobat kalo Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi)? Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Tidak itu aja… ternyata kaum pagan Persia yang agamanya Majusi (penyembah api), menjadikan tanggal 1 Januari sebagai hari raya mereka yang dikenal dengan hari Nairuz atau Nurus. Penyebab mereka menjadikan hari tersebut sebagai hari raya adalah, ketika Raja mereka, ‘Tumarat’ wafat, ia digantikan oleh seorang yang bernama ‘Jamsyad’, yang ketika dia naik tahta ia merubah namanya menjadi ‘Nairuz’ pada awal tahun. ‘Nairuz’ sendiri berarti tahun baru. Kaum Majūsî juga meyakini, bahwa pada tahun baru itulah, Tuhan menciptakan cahaya sehingga memiliki kedudukan tinggi. Kisah perayaan mereka ini direkam dan diceritakan oleh al-Imam an-Nawawi dalam buku Nihayatul ‘Arob dan al-Muqrizî dalam al-Khuthoth wats Tsar. Di dalam perayaan itu, kaum Majusi menyalakan api dan mengagungkannya karena mereka adalah penyembah api.

Nah sobat Aer, dari kisah di atas kita tahu kalo perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir. Sekarang coba sobat muslim bandingkan model perayaan tahun baru sekarang dengan apa yang dilakukan orang –orang kafir dahulu. Banyak persamaannya kan? Kalau nggak percaya ayo kita telusuri lagi! Menyalakan Kembang Api! Yap itulah hal wajib dan selalu kita temui dalam acara acara tahun baru (bukankan dalam sejarahnya orang majusi juga menyalakan api dalam tahun baru? Mereka menyalakan api ditengah malam tepat pukul 12.00 sambil meniup terompet. Sebelumnya mereka mengadakan berbagai konser musik besar-besaran dilanjutkan dengan berbagai pesta sampai paginya. Kalau sudah seperti itu pasti minumn keras, barcampurnya pria dan wanita serta zina pasti merajalela (ngeri kan?) naudzubillah…dimanakah Allah pada saat itu? Waktu malam yang sangat baik untuk memperbanyak sholat dan tilawah menjadi di luar jangkauan hanya kemaksiatan dan kemaksiatan. Lalu bagaimana kita harus bersikap?

Sobat Aer, pergantian waktu (detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun adalah sebuah sunnatullah (hukum alam) dari kejadian ini Allah ingin menunjukkan kuasa-Nya bagi manusia agar mereka bertambah imannya. Dalam QS. Ali imran:190 disebutkan “dan dalam pergantian siang dan malam silih bergantinya waktu terdapat tanda tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir” jadi perayaan tahun baru tidak perlu kan?

Mungkin sobat Aer bertanya-tanya, kalau emang bukan dari Islam kenapa sekarang semua jadi ikut-ikutan merayakan? Sebenarnya inilah salah satu masalah besar yang dihadapi kaum muslimin saat ini. Gencarnya ghazwul fikr  (perang pemikiran) dan Ghazwul tsaqofi (perang kebudayaan) dari orang orang kafir ternyata telah menunjukkan keberhasilannya. Yang perlu sobat muslim ketahui dan sadar,  keberhasilan ini dikarenakan  semakin jauhnya umat Islam dari aqidahnya. Jika kita berlarut-larut membiarkan keadaan ini dalam diri kita maka dapat dipastikan lagi kita adalah bagian dari mereka. Sobat Aer pasti dah tahu kan hadist ini “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Imam Ahmad).

Oleh karena itu saudaraku, kita harus membentengi diri kita dan kaum muslimin lainnya dengan cara selalu mengkaji ilmu Islam dan mengamalkannya, bergaul dengan orang-orang sholeh dan senantiasa istiqomah di jalan yang telah Allah dan Rasul-Nya tetapkan. Inilah jalan hidup yang semestinya kita ikuti, mengikuti teladan sejati kita Rasulullah SAW, bukan jalan hidup yang tak tentu arah.  So… sebagai pemuda muslim, kudu pandai2 bersikap ya, nggak jadi pembebek, atau beramal tanpa dasar. Cuz setiap amal akan dimintai pertanggungjawabannya ama Allah SWT. Yuk semakin semangat mengkaji Islam n beramal shaleh agar makin mantap menapaki hidup di jalan yang diridhai Allah. Siap kan sobat Aer semua…? Insya’Allah… Wallahu’alam bishshawab 

~A'ER EDISI JANUARI 2013

0 comments:

January 13, 2013

SALMAN AL FARISI, The Truth Seeker

Siapakah dia, sosok yang akan mengajarkan kepada kita tuk tetap gigih mengejar apa yang semestinya diperjuangkan? Dialah Salman al-Farisi ra, sang pencari kebenaran.  Tahukah sobat, Salman ra. pada awal hidupnya adalah seorang bangsawan dari Persia yang menganut agama Majusi. Namun dia tidak merasa nyaman dengan agamanya. Pergolakkan batin itulah yang mendorongnya untuk mencari agama yang dapat menentramkan hatinya. Salman dilahirkan dengan nama Persia, Rouzbeh, di kota Kazerun, Fars, Iran. Ayahnya adalah seorang Dihqan (kepala) desa. Dia adalah orang terkaya di sana dan memiliki rumah terbesar. Ketika Salman melewati sebuah gereja, dia merasa tertarik dengan cara sembahyang orang nasrani tersebut dan merasa agama itu lebih baik dibandingkan agamanya. Ayahnya sangat marah mendengar hal itu dan merasa khawatir apabila anak kesayangannya berpindah agama, sehingga Salman dikurung di dalam kamarnya. Namun Salman berhasil kabur dan pergi menuju Suriah.

Then, apa yang terjadi dengan Salman? Ketika tiba di Suriah, dia meminta dikenalkan dengan seorang pendeta di gereja. Dia berkata: "Saya ingin menjadi seorang Nasrani dan memberikan diri saya untuk melayani, belajar dari anda, dan salat dengan anda." Sang pendeta menyetujui dan Salman pun masuk ke dalam gereja. Namun tak lama kemudian, Salman menemukan kenyataan bahwa sang pendeta adalah seorang yang korup. Dia memerintahkan para jemaah untuk bersedekah, namun ternyata hasil sedekah itu ditimbunnya untuk memperkaya diri sendiri.Setelah pendeta itu wafat, Salman pun pergi untuk mencari orang saleh lainnya, di Mosul, Nisibis, dan tempat lainnya. Pendeta yang terakhir berkata kepadanya bahwa telah datang seorang nabi di tanah Arab, yang memiliki kejujuran, yang tidak memakan sedekah untuk dirinya sendiri. Salman pun pergi ke Arab mengikuti para pedagang dari Bani Kalb.

Akhirnya Salman dapat sampai ke Yatsrib (Madinah) dan bertemu dengan rombongan yang baru hijrah dari Makkah. Salman selanjutnya mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah SAW. Subhanallah Sobat, betapa senangnya Salman mengetahui hal tersebut. Bagaimana tidak happy ketika dia akhirnya menemukan sang pembawa kebenaran yang dicari-cari selama ini dan mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah SAW.
Ada yang istimewa pada diri Salman, kisah kepahlawanannya yang terkenal adalah karena idenya membuat parit dalam upaya melindungi kota Madinah dalam Perang Khandaq. Ketika itu Madinah akan diserang pasukan Quraisy yang mendapat dukungan dari suku-suku Arab lainnya yang berjumlah 10.000 personel. Pemimpin tim itu adalah Abu Sufyan. Ancaman juga datang dari dalam Madinah, di mana kaum Yahudi dari Bani Quradhzah akan mengacau dari dalam kota. Rasulullah SAW pun meminta masukan dari sahabat-sahabatnya bagaimana strategi menghadapi mereka. Setelah bermusyawarah akhirnya saran Salman Al Farisi atau yang biasa dipanggil Abu Abdillah diterima. Strategi Salman memang belum pernah dikenal oleh bangsa Arab pada waktu itu. Namun pada ketajaman pertimbangan Rasulullah SAW, saran tersebut diterima. Atas saran Salman itulah perang dengan jumlah pasukan yang tak seimbang dimenangkan kaum Muslimin. Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, Salman dikirim untuk menjadi gubernur di daerah kelahirannya, hingga dia wafat.

Nah, Sobat, kita harus meneladani sifat Salman Al Farisi yang sangat gigih dalam mencari kebenaran dalam iman dan Islam. Karena kualitas keimanan yang terbaik adalah ketika kita memegang teguh agama Islam bukan karena keturunan dari orang tua maupun paksaan dari pihak-pihak manapun, melainkan dari kesadaran pikiran kita yang menyadari bahwa Islam merupakan agama yang dapat memuaskan hati maupun akal kita dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu saudaraku, mulai dari sekarang coba luruskan dan tata kembali niat kita bahwa kita memegang teguh agama Islam memang hanya karena Allah, bukan karena hal lain. Wallahu’alam bishowab.
 

0 comments:

January 11, 2013

GET CLOSE TO ALLAH, BE FAR AWAY FROM HIV/AIDS!

Waw... fakta telah menunjukkan bahwa penderita HIV dan AIDS tiap tahunnya hampir selalu mengalami peningkatan yang semakin banyak, perlu diketahui sahabat Aer, di Indonesia untuk tahun 2012 saja bulan januari – Juni penyakit HIV 9.883 jiwa n penyakit Aids 2.224 dengan kematian akibat dari penyakit tersebut 211 jiwa. (Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI) Sebanyak itu penderita AIDS dalam waktu yang relatif singkat?! Huh…..ngeri deh rasanya, jangan-jangan negara kita nanti jadi gudang penyakit HIV/AIDS ? ^_^

Ngomong-ngomong nich, pemerintahan di Negara kita pun sudah berbagai macam cara dan upaya untuk meminimalisir HIV dan AIDS Pemerintah di 2012 mendistribusikan sebanyak 10 juta kondom gratis pada pelaku seks berisiko tinggi yang miskin. Sedangkan untuk masyarakat dan pelaku seks berisiko yang lain didorong untuk membeli melalui upaya promotif dan preventif. (Jakarta, InfoPublik)

Banyak organisasi-organisasi maupun pihak perusahaan baik negeri maupun swasta juga ikut andil dalam meminamilisir HIV/AIDS seperti: jalan santai, sepeda santai, seminar-seminar tentang kesehatan reproduksi remaja, sosialisasi di tempat-tempat yang rawan terjadi perilaku sek bebas seperti di tempat pijat, diskotik, lokalisasi PSK dan tempat lainnya yang dianggap rawan. Tapi… coba kita amati apakah tiap tahunnya dari upaya pemerintahan kita sekarang penderita penyakit HIV/AIDS semakin minim? Jawabnya NO.

Sebenarnya apa sih penyebab terbesarnya kok bisa Penyakit ganas ini yang konon belum ada obatnya bisa mengenai manusia? Ternyata, penyakit ini secara berurutan banyak ditularkan melalui perilaku sek bebas, jarum suntik, homo-biseksual, transmisi perinatal (penularan penyakit dari ibu ke bayi).  Tuh sobat ternyata penyebab terbesarnya adalah perilaku sek bebas. Dari perilaku seks bebas itu, selain bisa terkena penyakit HIV/AIDS, juga dapat berdampak pada kehamilan yang tidak diinginkan sehingga bisa terjadi stress berat dan aborsi yang itu membunuh jiwa yang tidak bersalah,,. Duh, kasian ya?

Nah, kita sebagai generasi muda muslim mestinya ikut mawas diri sobat. Karena sebagian besar dari mereka yang terjerumus pada perbuatan zina yang sangat dimurkai Allah, hingga ada yang terjangkiti penyakit yang ‘’mematikan’ itu, adalah dari kalangan pemuda. Hal ini diantaranya  bermula dari pasaran, Eh… kok pasaran, pacaran maksudnya, awalnya sih cuma SMSan, telpunan, ketemuan, pegang tangan, n bisa berlanjut pegang aneh-aneh lantas sampek zina… astaghfirullah… sereeemmm! Inilah yang bisa berpotensi terhadap penularan penyakit HIV/AIDS!

 Lantas bagaimana sobat muda muslim solusi yang tepat? Solusi yang tepat adalah back to Al Qur’an dan Sunnah. Di dalam Ajaran Islam kita tidak boleh mendekati zina dan jika berzina maka akan dikenai sanksi berupa rajam (dilempari batu sampai mati) jika sudah menikah. Umar bin Khatthab ra. menjelaskan dalam khuthbahnya: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan al-Qur`an kepada NabiNya & diantara yang diturunkan kepada beliau adalah ayat Rajam. Kami telah membaca, memahami & mengetahui ayat itu. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melaksanakan hukuman rajam & kamipun telah melaksanakannya setelah beliau. Aku khawatir apabila zaman telah berlalu lama, akan ada orang-orang yang mengatakan: “Kami tak mendapatkan hukuman rajam dlm kitab Allah” sehingga mereka sesat lantaran meninggalkan kewajiban yang Allah Azza wa Jalla telah turunkan. Sungguh (hukuman) rajam adalah benar & ada dlm kitab Allah utk orang yang berzina apabila telah pernah menikah (al-Muhshân), bila telah terbukti dgn pesaksian atau kehamilan atau pengakuan sendiri”. (HR Bukhori)

Bila belum menikah, maka didera (dicambuk) 100 kali dan diasingkan 1 tahun. “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera”. (QS. An-Nur [24] : 2). “Ambillah dariku ambillah dariku Sungguh Allah telah menjadikan bagi mereka jalan, nan belum al-muhshaan (belum nikah) dikenakan seratus dera & diasingkan setahun. ” (HR. Muslim). Nah, dengan begitu, nggak dech mendekati zina apalagi melakukannya!

Kita juga disuruh untuk menundukan pandangan Karena pandangan bisa mengawali terjadinya zina “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya”. (QS. An-Nur [24]: 30-31). Selain itu, dalam Islam juga diatur bagaimana interaksi antara laki-laki dan wanita termasuk adanya penjagaan terhadap keduannya melalui syari’at  penutupan aurat. Jika semua perintah Allah diterapkan, maka sudah jelas akan meminimalisir penularan penyakit HIV/AIDS. Karena hukum Islam itu membawa kemaslahatan.

Oleh karenanya sobat Aer, yuk lebih baik kita gunakan waktu yang ada untuk mengkaji Islam supaya kita tahu gimana sih seharusnya seorang pemuda muslim menjalani hidupnya, Dalam pergaulannya semestinya gimana? Patuhi rambu-rambu agama! Jangan jadi ‘pembebek’ dengan terjerumus pada pergaulan bebas atau bahkan sampai ke hal-hal yang bernuansa sek bebas. Karena sebagaimana kita ketahui ini dia yang bisa menjadi ‘sarang’ menularnya penyakit HIV/AIDS. Dari sini pula, karena free life style semakin menjamur saat ini, disadari sangat penting untuk membentengi diri dengan pemahaman tsaqofah Islam yang benar. Agar sebagai generasi muda muslim tahu bagaimana mengontrol setiap aktivitasnya. Siiiiip dech…! Wallahu’alam bishshawab 

~EDISI 12/DESEMBER 2012~  

0 comments:

I RUN TO YOU, YA ALLAH…

Mengamati gelagat pemuda-pemudi muslim dewasa ini begitu miris. Ambil contoh mereka yang terjangkit penyakit HIV/AIDS.  Ironisnya nich Guys, salah satu penyumbang bertambahnya kasus tersebut dari kalangan PEMUDA!!. MasyaAllah.. g’ salah, kalau ada yang tanya “Generasi macam apa kita ini?”. Belum lagi kasus tawuran yang jadi ‘langganan’ para remaja, seperti kasus tawuran antara SMA 6 Bulungan dengan SMA 70 Jakarta Selatan yang sempat heboh bulan September lalu. Atau fakta2 lain, seperti free sex di kalangan remaja, sok keren sok beken dengan rokok dan NABZA, buat yang cowok, tampil semlohai dengan aurat ke mana mana, buat yang cewek. Astaghfirullah.. “inikah generasi muslim sejati?”

Sobat muda muslim, inilah kondisi ketika keimanan dalam diri para pemuda ndak dibangun dan senantiasa dikuatkan. Efeknya, ketika berbuat dan menjalani hidup tidak lagi terkontrol oleh aturan benar-salah menurut Islam. Saudaraku, disadari bahwa keberadaan iman dalam diri kita begitu penting. Namun, karena kondisi iman tersebut sangat fluktuatif, bisa naik turun. Maka menjaganya agar tren-nya naik jd hal penting yang butuh diupayakan. Bersyukur ketika imannya naik, sehingga amal perbuatan kita senantiasa terkontrol untuk disesuaikan dengan aturan-aturan Allah. Namun, apa jadinya ketika iman kita dalam kondisi down. Kita berbuat sesuatu seperti tidak ada Allah yang maha melihat. Kita tidak sadar kalau setelah kehidupan di dunia ini ada hari pembalasan, yang di sana siapapun tidak bisa berbohong lagi, tidak bisa melobi atau tawar menawar mau masuk syurga atau neraka. Kesempatan kita sudah tertutup rapat!! Allah Swt. berfirman “Kami telah menjadikan untuk isi neraka jaham, kebanyakan daripada manusia dan jin. Mereka mempunyai hati, namun tidak digunakan untuk berpikir. Mereka mempunyai mata, namun tidak digunakan untuk melihat. Mereka mempunyai telinga, namun tidak digunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti seperti hewan, bahkan lebih hina lagi” ( QS. Al-A’raf: 179 ).

Itulah balasan bagi kita yang tidak menyadari hubungan kita dengan Allah. Dia menghinakan siapapun yang tidak menggunakan kesadarannya untuk beriman kepada-Nya, bahkan lebih hina dari binatang (ternak). Lantas, sekarang apa yang bisa kita lakukan? Sebagai seorang pemuda yang mengaku hamba Allah, wajib kita pahami hakikat penciptaan kita di dunia. Allah Swt. berfirman “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah ( beribadah ) kepada-Ku” ( QS. Adz-dzariyaat: 56 ).

So, jelas kan, kalau penciptaan kita di dunia ini adalah tuk beribadah kepada Allah Swt. Makanya mulai sekarang tancapkan dalam benak kita kesdaran hubungan dengan Allah (Idrak shillah billah). Dengan kesadaran ini, kita akan menjadi manusia yang luhur, yang senantiasa menjalankan kehidupan sesuai hakikat penciptaannya, yakni beribadah kepada-Nya. Bukan sebaliknya, ingkar terhadap Allah dan membuat kerusakan di bumi, dengan “kenakalan-kenakalan” yang kita lakukan, apapun istilahnya. Yang jelas itu semua indikasi atau tanda kalau kita jauh dari Allah dan aturan-aturanNya. Keterikatan diri kita dengan Allah tidak akan pernah ada, kecuali apabila kita benar-benar beriman kepada Allah swt. Kalau kita benar-benar beriman maka kitapun akan berusaha mendekati Allah dengan amal2 yang Dia cintai. Bukan sebaliknya, menjauh dari Allah akibat maksiat yg kita perbuat. Sebelum terlambat, segera sadarkan diri untuk kembali pada Allah, kejar ketertinggalan kita dari waktu yg selama ini terbuang sia2 dr mengingati Allah dan menjalankan amal ketaatan kepada-Nya. Ya Allah, I Run to YOU……….

Nah, biar iman kita tetap pada trek yang benar, A’er punya sedikit TIPS nich: Sadari kembali hakikat penciptaan kita di dunia. Untuk apa? Yups beribadah kepada Allah Swt; Kondisikan diri kita selalu paham dengan kewajiban-kewajiban kita. Dengan apa? Rajin menuntut ilmu, tentunya ilmu Islam; Berkumpul dengan teman-teman yang bisa membawa kita pada kebaikan ( beramal shalih ) dan segera tingal mereka yang hanya mengajak pada kesesatan; and Keep istiqomah dalam beramal shalih. Semoga bermanfaat, dan kita dipertmukan Allah di syurgaNya kelak, atas keimanan kita. amiin... Wallahu'alam bishshawab. 

~EDISI 12/DESEMBER 2012~

0 comments:

JANGAN BIARKAN GAZA (KEMBALI) BERDARAH!

Tatkala air hujan falling down dari langit dan membasahi bumi yang telah lama mengering, kedatangannya tentu akan sangat menggembirakan. Ya nggak? However, apa jadinya ketika ‘hujan’ itu adalah butiran2 peluru? Oww, ampun dech! Faktanya inilah yang terjadi terhadap saudara kita di Palestina yang dihujani peluru dan serangan bom oleh roket2 Israel. Astaghfirullah, gimana tak menyayat hati sobat, tuk kesekian kalinya, kekejian Israel terhadap Palestina kembali membabi buta. Tahu tidak, baru-baru ini, akibat serangan berdarah yang terjadi 14-21 November 2012, 166 warga sipil Gaza meninggal. Sementara, 1235 lainnya luka-luka. (http://news.detik.com)

Sebenarnya, bukan untuk yang pertama X Israel menyerang Gaza. Sejak mengklaim dirinya sebagai negara, yakni tahun 1948 konflik Israel dan Palestina kerap terjadi. Tahun 1987 dikenal sebagai perang intifadha 1 yang berlanjut dengan perang intifadha 2 tahun 2000-2008, dimana rakyat Palestina berjuang melawan gempuran2 Israel, dan yang terbaru, serangan sepekan yang mematikan yang terjadi tahun ini. Sepanjang sejarah itu sobat, sampai tak terhitung berapa saudara kita yang tewas n luka2, infrastruktur yg hancur, dan masa depan yang diporak-porandakan. Lantas, dimanakah justice & rasa aman itu? Lebih2 dimanakah umat Islam yg jumlahnya milyaran?!

Nyatanya nich, it has been long… warga Palestina harus berhadapan dg tentara Israel sendirian.  Gimana ndak berjuang sendirian, coz meski populasi muslim hampir menempati 1/4 penduduk dunia, namun mereka tersekat-sekat dalam nasionalisme. Jadinya, it’s your case, not mine. Itu urusanmu, bukan urusanku. Lho… kok? Well! meski sebagian dari kaum muslimin yang tergugah dirinya dengan adanya serangan Israel ke Palestina, yaitu dengan turut mengecam ke-biadab-an Israel, namun tetap aja belum membawa perubahan yang signifikan. Bantuan yang diberikan selama ini seperti obat-obatan, makanan, atau dukungan moril belum mampu menyembuhkan derita yg melanda. Bahkan, meski yang lagi new, Palestina ‘baru’ diakui statusnya sebagai negara oleh PBB, kita lihat sendiri gimana tingkah polah PBB selama ini, dengan double standart-nya, akankah kita menyerahkan tertegaknya keadilan di tangan mereka?
 

Sobat muslim, secara kuantitas, kita patut bangga kalo now, umat Islam jumlahnya banyak. Sayangnya, jumlah yang banyak belum jadi ukuran kekuatan kaum muslimin saat ini. Kita lihat, saat satu negeri muslim diserang, seperti serangan Israel beserta sekutunya terhadap Palestina, kaum muslimin hanya bisa mengecam or memberikan bantuan2 yang sarat kepentingan. Belum mampu jadi penyelamat thd mereka yg tertindas.  Sangat beda ketika dulu Islam itu jaya. Contoh, Khalifah al-Mu’tasim, khalifah Bani Abbasiyah (833-842 M), ketika ada muslimah yang dilecehkan tentara Romawi, dia segera ngirimkan pasukan tuk nyerbu kota Ammuriah dan melibas seluruh tentara kafir Romawi di sana demi membela kehormatan muslimah tadi. Keren khan? Sekarang?! O_o

Inikah kondisi kita sebagaimana yang diriwayatkan dari Thauban r.a, Rasulullah saw.bersabda: “akan terjadi, bersatunya bangsa-bangsa didunia menyerbu kalian seperti sekelompok orang menyerbu makanan”. Salah seorang sahabat bertanya: “apakah karena jumlah kami dimasa itu sedikit”. Rasulullah menjawab: “jumlah kalian banyak tapi seperti buih dilautan. Allah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian dan Allah menanamkan penyakit ‘wahan’ dalam hati kalian.” Lalu ada yang bertanya lagi :“apakah penyakit ‘wahan’ itu ya rasulullah?” Beliau bersabda : “ Cinta kepada dunia dan takut mati!”. (Silsilah hadist shahih no.958).
 

Sobat Aer, ketika Gaza kembali berdarah, luka yang tertoreh di sana adalah luka kita juga, karena kita laksana satu tubuh. Nah kalo gitu, bukan alasan kan tuk ndak lakuin apa2. Yukk turut andil dlm mengupayakan tertegakkannya kembali aturan Islam & terwujudnya ukhuwah Islamiyah diantara kita, so musuh2 Islam akan gentar ketika berhadapan dengan kekuatan Islam dan kaum muslimin yang memegang teguh agamanya. Jangan biarkan sekat2 nasionalisme menjadikan kita nggak peduli dg apa yang terjadi pada saudara kita, yang sejatinya adalah apa yang terjadi pada diri kita sendiri sebagai bagian dari kaum muslimin. 

 “Dan berpeganglah pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai berai, dan ingatlah ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran: 102-103). Wallahu’alam bishawab.

~EDISI 12/DESEMBER 2012~

0 comments:

RIHLAH SAJADAH AT PAPUMA

Sobat A-eR, apa aja yg berhasil terbidik oleh “Teropong Remas” A-eR kali ini?  Biar penasarannya gk membukit, Langsung aja dech Chek it dot guys.

RIHLAH SAJADAH  
(Temukan bedanya-waktu baca SAJADAH sambil dipenggal :))

Pagi itu ditemani sang Mentari (bukan nama kartu ya ckckc..) tanggal 15 November 2012 (pas bertepatan 1 Muharam 1434 H)
diadakan Rihlah SAJADAH, sobat. Acara ini merupakan agenda ketiga dari Paket kegiatan Gebyar Dzulhijjah 1433 H. Nah, Tempatnya gak jauh-jauh kok. Masih sekitar Jember, tapi viewnya Ok punya. Coba tebak? Hehe.. dari tadi A-eR nyuruh nebak mulu. Ya udh biar A-eR jawab sendiri dech. Di Pantai Tanjung Malikan (Papuma), Ambulu, Jember.  Nah, ceritanya nich  Refreshing yg ber-intelektual. Ngapa gitu? Ya dong, di sini gak sekedar Refreshing ato konkow doang. Tapi sambil nikmatin Ciptaan Allah dg bertadabur alam, klo bahasa pujanggax mengahayati ayat-ayat kauniyah cie..hehe... plus yang paling terpenting dapet Ilmu Islam.

Diawali dengan Tausyiah oleh ustadz Falih S.Kes  yang menyampaikan tentang apa sich Ma’rifatullah yang sebenarnya kepada kurang lebih 60 peserta dari siswa SMK Al-Furqon, UNEJ, POLIJE, IKIP PGRI JEMBER, dsb. Tidak stop di situ aja, selesai tausiyah dilanjutkan ronde Cerdas Cermat. Hehe.. d sini teman2 benar2 dkuras pengetahuannya ttg islam untuk mendpatkan Trophy juara. Baik antar Ikhwan atopun akwat gk kalah seru Lho.  

 
Acara ini juga dkemas Oke dengan Outbond lho.  Yaitu mencari  koin di dalam pasir berlumpur  dengan syarat mata tertutup dan sepanjang perjalanan  tersebut tak boleh  menabrak Ranjau. Kita bisa bilang “WOW” dech untuk mereka. Setelah dapat koin mereka dtantang u/ membuat teknologi yang berbahan Recycle, yaitu botol aqua bekas. Ada yang membuat mobil, perahu dan Sandal. Dan hasilnya unik2 ckckc...

Nah, Setelah otak n fisik dikuras lanjut k acara makan siang bersama ditemani deburan ombak. Wah, subhanallah dech. Di akhir acara ada Studi Banding antara Premas Nurul Muttaqin dan Nurul Haq. O y, tak lupa pemberian Tropy juara bagi pemenang lomba cerdas cermat dan Outbond. Wah, pokokny bener2 Seru dech acara kali ini.

PREMAS PUNYA…

Buat Sobat semua, jangan lupa tetap Gabung bersama kita dalam majelis Ilmu dan acara seru lainnya di Masjid Nurul Muttaqin. Sebagai gambaran, belum lama ini, tepatnya Ahad, 25 November di Masjid Nurul Muttaqin diadakan training Corel Draw dengan pemateri ustadz Anang. Salah satu product-nya adalah gimana bisa mendesain buletin Aer yang imoet ini. Acara ini akan berlanjut lho… Kalo sobat semua pengen punya kemampuan di desain mendesain, gabung aja di acara minggu ke-4 tiap bulan.. Ada lagi, diminggu-minggu lainnya setiap jm 4 sore ada acara KUIS (Kajian Umum Islam) yang bahasannya tentang macem2 seputar Islam, Fiqih, Tafsir, Diskusi keislaman topic2 yg lagi up to date, n kalau hari Jum’at sorenya ada kajian muslimah n kreativitas muslimah. Buruan ikut acaranya dan kejar pahalanya…! ^^

~EDISI 12/DESEMBER 2012~

3 comments:

SURAT PEMBACA - EDISI 12/DESEMBER 2012

Assalamu’alaikum wr. wb.
Aer membuat aku jadi lebih banyak mengetahui suatu hal yang sebelumnya aku tidak tahu. Bahasanya mudah ditelaah oleh semua kalangan.
Emm, kapan-kapan bahas tentang wanita berjilbab dong (lebih rinci)
Wassalamu’alauku wr. wb.

From: Nur Ika Dian Amalia
(Kelas XII SMA Negeri Plus Sukowono)
 
Wa’alaikum salam wr. wb.
Jazakillah ukhti Nur. Alhamdulillah kita juga ikut seneng kehadiran Aer mampu menjadi mediator dalam mendapatkan kebenaran dari Allah. Insya’Allah di rublik dialog tokoh akan dikupas tentang fiqih, termasuk fiqih wanita yang berkaitan dengan penutupan aurat. Tunggu aja ya? ^_

0 comments:

SALAM REDAKSI - EDISI 12/DESEMBER 2012

Assalamu’alaikum sobat Aer semuanya….

Alhamdulillah, atas segenap kemampuan yang diberikan Allah sehingga Aer bisa hadir di tengah-tengah kita kembali.

Sobat Aer, perhatian nggak kalo dalam hidup kita ada problem2 yang senantiasa berulang BUT tak kunjung menemukan solusinya yang tepat, this is about HIV/AIDS! Nah, yuk buka pikiran kita lewat Fikul Islam kali ini yang menyuguhkan kupasan tentang gimana semestinya penanggulangan HIV/AIDS dari Islamic point of view. Penasaran..? bacalah…!

Bagi kita para remaja nich sobat, biar nggak sering galau, come on  temukan di Oase iman kali ini apa yang bisa menentramkan hati n pikiran kita, yakni dg membangun kesadaran hubungan kita dg Allah. Biar tambah mantep lagi, sosok Salman al Farisi dalam Qishah bisa jadi inspirator untuk tetap gigih dalam menemukan apa yang selayaknya didapatkan, kebenaran dari Allah!

Sobat muslim semua, it’s so sad jika kita ingat apa yang terjadi belakangan ini, serangan Israel ke Palestina kembali terulang dan ini yang akan menjadi sajian di Dunia Islam edisi Desember ini. Lewat apa yang disajikan, bangkitkan pikiran, jiwa dan raga kita, apa yang bisa kita lakukan…?

Sebagai penutup ada yang seru di teropong remas kali ini, acara rihlah sajadah di Papuma, tentunya sangat asyik, selain menikmati keindahannya juga mengingatkan kita akan Kemahabesaran Allah yang telah menciptakan semuannya.

Semoga tiap kata yang tertoreh pada Aer edisi ini mampu membuka pikiran kita untuk menerima kebenaran dari Allah dan melakukan gebrakan amal-amal yang dicintai oleh-Nya. Amiin… Tetap semangat saudaraku, kejar kesuksesan kita di dunia n akhirat! Fastabiqul khairat!!!

Wassalamu’alaikum wr. wb.

0 comments:

Powered by Blogger.