TOP NEWS

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. " (QS. An Nahl : 125)

October 25, 2012

IKATAN YANG MENGHANCURKAN

Tahun 2008 adalah tahun pesta olah raga Tanah Air. Pekan Olah Raga Nasional yang kerap kali disingkat PON, kali ini diadakan di Kalimantan. Gegap gempita pesta olah raga tersebut cukup memberi hiburan tersendiri bagi masyarakat.

Ini ajang untuk mengadu prestasi demi meraih kebanggaan daerah. Semuanya berharap agar jago-jago olah raganya meraih prestasi tertinggi, bisa mengalahkan lawan, dan memperoleh medali, untuk selanjutnya mengangkat nama (derajat) daerah/bangsanya. Mereka akan bersorak sorai bila jagoannya menang. Sebaliknya, mereka bisa sedih, kecewa, bahkan marah saat bintang andalannya kalah. Inilah fakta situasi emosional yang kerap menyelimuti even-even perlombaan antar daerah. Selain itu, event tersebut juga disusul semarak lomba dan kumandang meriahnya lagu-lagu kebangsaan di bulan Agustus. Tentunya event tersebut menyedot dana, waktu, tenaga dan pikiran kita dalam proporsi yang gede banget!
Duh...segitunya...

Tapi tunggu dulu, sebenarnya apa yang terjadi pada mereka? Apa yang mendorong mereka hingga mau mencurahkan banyak waktu (bahkan lebih dari waktu!) untuk kegiatan tersebut?
Sobat muslim, jawaban pertanyaan tersebut akan kita dapatkan setelah kita tuntas membaca artikel ini. Jadi, jangan berhenti membaca yach ^_^
Secara umum munculnya perasaan tersebut disebabkan adanya perasaan atau semangat kedaerahan atau nasionalisme. Orang akan merasa bangga jika tim altetnya mengalahkan tim dari daerah atau negara lain. Atletnya pun akan merasakan perasaan yang serupa, sehingga dia mau berlatih secara tekun agar bisa meraih kemenangan demi membela kehormatan daerah atau bangsa. Dana besar rela dikucurkan (bisa2 infaq libur dulu nich?). Waktu pun banyak yang diluangkan demi suksesnya tim (Jangan2 sholat lupa nich, naudzubillah...!). Motivasi inilah yang mendorong mereka. Dengan demikian dia akan merasa telah berjuang, memberi kontribusi daerah atau bangsanya.

Apa Itu Nasionalisme?
Menurut Hans Kohn (dalam Ziauddin Sardar, Rekayasa Masa Depan Islam, 1986), nasionalisme diartikan sebagai " suatu keadaan pada individu dimana ia merasa bahwa pengabdian yang paling tinggi adalah untuk bangsa atau tanah air.

Naluri kebangsaan (ataupun kedaerahan) tumbuh diantara manusia yang hidup bersama dalam suatu wilayah atau negara tertentu. Ikatan ini bersifat emosional, temporal dan bernilai rendah. Dikatakan demikian, karena ikatan ini muncul/kuat (hanya) ketika ada ancaman dari pihak asing yang akan menyerang, menaklukkan atau merendahkan martabat negeri tersebut. Akan tetapi ketika ancaman tidak ada, maka sirna pula ikatan ini atau melemah.

Agar ikatan ini senantiasa muncul dan tumbuh subur (baca: kuat), maka diadakanlah berbagai usaha dan tantangan secara kontinue guna membangkitkan emosi kebangsaan ini. Bentuknya beragam. Bisa berupa lagu2, slogan2 kebangsaan, kisah2 heroik, atau even2 olah raga, misalnya, PON, SeaGames, Piala Dunia, etc. Sebenarnya, ide nasionalisme itu dari mana sich? Dan yang paling penting nich, apa sich pengaruhnya buat kaum muslimin?

Bahaya Nasionalisme
Ide nasionalisme adalah salah satu bentuk pemikiran Barat yang dibawa dan disebarkan oleh kaum kafir kepada kaum muslimin. Ikatan ini muncul seiring dengan aktivitas penjajahan Barat terhadap kaum muslimin. Kemudian muncul keinginan melindungi bangsanya. Inilah awal dari terciptanya nasionalisme. Ide ini makin keat setelah runtuhnya kekhalifahan Islam di Turki.

Nasionalisme merupakan ikatan untuk sekelompok manusia berdasarkan kesamaan identitas sebagai sebuah bangsa. Pengertian bangsa ini, pada praktiknya sangat luas dan kadang malah bersifat imajinatif. Kesamaan bangsa kadang bisa berarti kesamaan ras, budaya, bahasa, sejarah, dan sebagainya. Dalam wacana ilmu politik mutakhir, pengertian bangsabersifat imajinatif (Benedict Anderson, 1999).

Kaum muslimin merasa lebih terikat kepada daerah tempat tinggalnya masing-masing, daripada Islam. Paham inilah yang menghambat persatuan umat Islam dalam satu ikatan aqidah. Wajar saja, pada masa perang teluk dulu, Irak lebih memilih berteman dengan Amerika dan menghancurkan Iran, daripada menyelamatkan saudara seaqidah mereka. Dan saat ini, Irak diembargo oleh Amerika, tidak ada satu pun negeri2 kaum muslimin yang bisa memberikan pertolongan konkret. Paling bagus, hanya sebatas mengecam tindakan AS dalam pidato2 kenegaraan. Nasionalisme lebih mengandalkan sentimen atau emosi yang semu dan berbahaya.
Allah memang menciptakan manusia dalam keadaan berkelompok-kelompok, bersuku-suku (QS.49:13). Tujuan diciptakannya manusia dalam berbagai bentuk yang berbeda, baik dari segi bahasa, kulit, suku dan lain sebaginya adalah supaya diantara manusia saling mengenal. Inilah tujuan yang telah ditetapkan Allah atas keberagaman yang terjadi diantara manusia. Keberagaman tersebut, tidak boleh dijadikan sebagai dasar/landasan yang mengikat hubungan diantara manusia. Sebab, pada kenyataannya paham ini bersifat imajinatif.

Islam mengakui adanya keragaman suku dan bangsa, tapi islam menentang keras paham "sukuisme atau nasionalisme"(ashabiyyah). Rasulullah bersabda,
Tidak tergolong umatku orang yang menyerukan ashabiyah (fanatisme golongan, seperti nasionalisme).
(HR. Abu Dawud)

Jadi sobat muslim, ikatan yang harus diwujudkan adalah ikatan aqidah Islam. Sifat aqidah ini kuat dan ada sepanjang waktu. Ikatan ini telah terbukti membawa pada kejayaan Islam. Rasulullah juga member contoh wujud ikatan ini sebagaimana yang Beliau lakukan awal di Madinah dengan mempersaudarakan kaum muhajirin dan Anshar.

Sobat muslim, kita harus memahami, dengan menanamkan ide nasionalisme, orang kafir hendak memecah belah kaum muslimin untuk melemahkan kekuatan Islam. Faktanya, pada tahun 1924, kejayaan Islam telah berhasil mereka runtuhkan.

Islam mengharamkan ikatan nasionalisme dengan tegas, sabda Rasulullah:
"Bila ada seseorang yang membanggakan kemuliaan jahiliyahnya, suruhlah dia menggigit kemaluan bapaknya! Janganlah kalian menggunakan kata-kata yang sama"
"Tinggalkanlah, sebab fanatisme tersebut berbau bangkai!"a
"Siapa yang berperang di bawah panji kesesatan, denda dengan golongan, mengajak kepada golongan, menolong karena golongan, kemudian dia mati, matinya adalah mati jahiliyah."
(H.R. Muslim)
Seruan nasionalisme ini telah menghancurkan Islam, maka seruan padanya adalah dosa besar.
Ikatan Aqidah Adalah Ikatan Yang Shahih
Ikatan yang mengikat kaum muslimin antara sebagian dari mereka cengan sebagian yang lain adalah ikatan aqidah Islam. Dengan aqidah inilah akan trerbentuk ukuwah Islamiyah. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara…"
(Al-Hujurat: 10)

Rasulullah SAW bersabda,
"Seorang muslim adalah saudara muslim yang lainnya..." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Jadi, iman kepada Islamlah yang menjadikan mereka bersaudara.
Rasulullah juga bersabda,
"Sesungguhnya muslim yang satu dengan muslim yang lain ibarat satu tubuh. Jika satu sakit, yang lainnya merasakan sakitnya…" (HR. Muslim)

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk"

(Q.S. Ali Imran:103)


~ Edisi 8/ Agustus 2008 ~

0 comments:

Powered by Blogger.