TOP NEWS

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. " (QS. An Nahl : 125)

October 25, 2012

SIAPAKAH ORANG_ORANG YANG MULIA?

Mulia. Satu kata yang jika orang dengerin pasti pingin sebuah kemuliaan. Mulia. Simpel tapi punya arti yang begitu dalam. Butuh proses panjang menuju kemuliaan. Contohnya aja, Rasulullah n sahabat2nya. Ada Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abu Thalib, Bilal Bin rawahah, Mus'ab Bin Umair, dan masih banyak lagi yang lain. 

Rasulullah n para sabahat bisa mulia melalui perjalanan yang panjang, perenungan akan diri, hakikat hidup di dunia dan yang menciptakan, sampai juga melepaskan diri dari hal2 duniawi, serta lain sebagainya, yang kalau diceritain, pasti akan ada haru dan bangga yang luar biasa bagi siapa saja yang membaca kisahnya. Perjuangan hidup menuju kemuliaan dihadapan Allah sampai ajal menjemput.

Kita yakin, semua orang pingin hidupnya mulia dan bahagia di dunia maupun di akhirat seperti Rasulullah n para sahabat. Ga ada seorang pun yang ingin hidupnya sengsara apalagi hina. Namun, sering kali kita keliru dalam ngolongin siapa yang disebut orang mulia dan orang yang hina. Kebanyakan, orang mengukur kemuliaan hanya dari segi materi, kekayaan pribadi, memiliki rupa tampan atau cantik, ataupun jabatan yang tinggi. Padahal, materi tidak dapat dijadikan tolok ukur seseorang itu mulia atau hina. Trus yang bener yang seperti apa?!?

"…Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa…"
(QS. Al-Hujurat:13)

Jadi, sobat muslim, gambaran orang beriman ini adalah ketaqwaannya pada Allah. Pribadi-pribadi mulia adalah pribadi yang bertaqwa kepada Allah. Ia rela dengan ikhlas menjalankan kewajiban bahkan menambah amalnya dengan sunnah, nafilah. Ia juga ridlo untuk jauhi larangan Allah.

Ketaqwaan seseorang ini hanya Allah yang bisa mengukurnya. Gak ada istilah kaya lebih taqwa dari yang miskin, kulit putih lebih taqwa dari kulit hitam, dan seabrek lainnya. Jika demikian berarti Allah zalim karena telah member kemiskinan, kulit hitam, de el el.

Maha Suci Allah dari prasangka tersebut! Tetap dipahami bahwa Allah tidak memandang golongan mana, warna kulit apa, ataupun kaya atau miskin. Tapi, Allah akan melihat siapa yang terikat dengan aturannya dan benar-benar bertaqwa. Dialah orang yang mulia.

Kita bisa lihat sahabat Rasul. Antara Bilal dan Mushab bin Umair atau Ustman bin Affan, sama-sama dicintai oleh Rasulullah. Rasulullah tidak menganggap Bilal lebih rendah karena seorang budak hitam tapi, ketaqwaan Bilal-lah yang membuatnya sama mulianya dengan sahabat yang lain, yang kaya.

Selain itu, orang yang mulia selalu menyambung tali persaudaraan dalam setiap kondisi, menebarkan salam, memperhatikan urusan kaum Muslimin, memelihara kemaluan, beraktivitas dan berusaha mengamalkan kebajikan. Selain itu juga melakukan amar ma'ruf nahi munkar, bersegera melakukan kebajikan, dan takut mendapatkan siksa akibat ketamakan.

Kitakah orang2 yang mulia itu?

Kita semua bisa jadi orang mulia, asal penuhi syarat orang mulia yakni, orang yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah orang yang paling bertakwa. Wallahu'alam bishowab.

~ Edisi 8 / Agustus 2008 ~

0 comments:

Powered by Blogger.