TOP NEWS

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. " (QS. An Nahl : 125)

December 1, 2012

KETELADANAN SEJATI DARI IBRAHIM AS.

Sobat, marilah dengan ketulusan hati kita memahami kepasrahan Nabiyullah yang dengan siap dan sigap menjalankan perintah Allah. Yupz, dialah seorang Nabi & Rasul yang namanya diabadikan oleh Allah dalam firmannya: “ Kami abadikan untuk Ibrahim itu di kalangan orang-orang yang datang kemudian.” ( QS. As Shaffat : 108 )
Setelah masa penantian yang lama, diusianya yang tua, Allah telah menganugerahkan seorang putra yang sangat dicintainya. Kemudian ia bermimpi diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih buah hatinya, Ismail as.. Betapa pilihan tersebut sangat sulit baginya, karena ia sangat mencintai putra yang didambakannya. Namun, disisi lain kecintaannya terhadap anaknya tidak melalaikannya dalam melaksanakan perintah Allah. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melaksanakan perintah Allah dengan penuh keikhlasan dan kesabaran diiringi harapan agar mendapatkan kebaikan dan ridha dari Allah SWT.

Sobat, ada beberapa hal yang perlu kita pahami dari peristiwa tersebut:
  1. Bersegera dalam beramal kebaikan. Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah bentuk dari kesigapan seorang hamba untuk melaksanakan perintah dari Sang Khalik. ( Al Ijabah Al Qawwiyah ). Dengan respon yang begitu cepat dan tanggap, beliau  Sami’na wa atha’na (mendengar dan taat). Ketika mendengar perintah dari Allah, hatinya mau menerima dan berniat melaksanakannya dengan keikhlasan. Coba kita introspeksi diri, terkadang kita masih sering mengulur waktu untuk melaksanakan shalat, atau kewajiban-kewajiban lain yang Allah perintahkan.
  2. Kesungguhan dalam beramal. Kesungguhan dan kesabaran Nabi Ismail dalam menerima perintah Allah membuat dia merasa tenang dan tidak berat hati dalam melaksanakan perintah-Nya. Terkadang dalam diri kita, rasa malas dan enggan melaksanakan perintah Allah karena kita kurang bersungguh-sungguh, kurang bersabar dan cenderung berputus asa saat melaksanakan perintah Allah. Allah berfirman dalam Q.S Az Zumar: 53 “ Katakanlah: Hai hamba-hamba - Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah .”
  3. Pengorbanan seorang hamba equivalen dengan kecintaannya. Semakin dia mencintai sesuatu, maka semakin besar pula pengorbanannya untuk hal yang ia cintai. Ingatlah sobat, rasa iman  kepada Allah akan menumbuhkan rasa cinta kepada-Nya melebihi cinta terhadap segala sesuatu. Dan jikalau kita sudah cinta kepada Allah pasti kita akan rela berkorban untuk melaksanakan perintah Allah, walau terkadang berat bagi kita. Jikalau kita sudah dikaruniai keimanan oleh Allah, maka dalam hati kita akan selalu senang terhadap apa yang dicintai oleh Allah dan juga merasa selalu benci terhadap yang dibenci oleh Allah. “Allah menjadikanmu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci terhadap kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang yang mengikuti jalan yang lurus.”(Q.S Hujuraat: 7)
Semoga kita bisa mengambil ibrah dalam peristiwa mulia ini, dan sudahkah kita memberikan pengorbanan sebagai bentuk cinta kita kepada Allah? Dari keimanan dan amal perbuatan kitalah akan menjadi cerminan, sejauh mana kecintaan kita kepada Allah dan rasul-Nya. Let’s ask ourselves, kalau benar-benar cinta Allah, mana buktinya?!

0 comments:

Powered by Blogger.